Wednesday, 17 August 2016

Motif di balik permintaan cium Jessica ke Mirna

Jessica Kumala Wongso melakukan pengaduan dan minta perlindungan di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, Rabu, (27/1/2016). Dalam pengaduannya Jessica menyatakan selama menjalani pemeriksaan telah dikasari dan dihipnotis oleh kepolisian terkait dengan kasus kematian Wayan Mirna Salihin setelah minum kopi yang diduga dicampur racun sianida di Restoran Olivier, Grand Indonesia.
Jessica Kumala Wongso melakukan pengaduan dan minta perlindungan di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, Rabu, (27/1/2016). Dalam pengaduannya Jessica menyatakan selama menjalani pemeriksaan telah dikasari dan dihipnotis oleh kepolisian terkait dengan kasus kematian Wayan Mirna Salihin setelah minum kopi yang diduga dicampur racun sianida di Restoran Olivier, Grand Indonesia.
Motif di balik kematian Wayan Mirna Salihin perlahan terkuak. Informasi terbaru berasal dari ayahnya, Edi Dharmawan Salihin, yang membeberkan isi pesan singkat Jessica Kumala Wongso kepada putrinya sebelum kongko bareng di Olivier Cafe, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
"Mir, mau dong dicium lu, sudah lama," kata Dharmawan menirukan isi percakapan diWhatsApp, aplikasi pesan instan, antara Jessica dan Mirna. Sang ayah menyampaikan hal itu ketika jadi narasumber di acara televisi Indonesian Lawyer Club (ILC) TV One, Selasa (2/2/2016), malam.
Dharmawan memang tidak tersurat menyatakan Jessica menyukai putrinya. Ia hanya membeberkan hal janggal dan menunjukkan ketidakwajaran komunikasi dari seorang perempuan yang ditujukan kepada perempuan lain--berjenis kelamin sama.
"Kira-kira kalau dunia cewek begini kenapa?" tanya Dharmawan yang menduga Jessica kehilangan sosok Mirna yang menikah Desember tahun lalu.
Sang putri dianalogikan Dharmawan seperti mainan yang tidak boleh direbut siapa-siapa. "Mirna ini seperti toys atau mainan. Saya yakin, Jessica marah dengan Mirna usai menikah, karena mainannya hilang," ujar dia, yang juga menyebut Jessica berkepribadian ganda.
Dharmawan membuka isi WhatsApp itu untuk menanggapi pernyataan Hotman Paris Hutapea, yang juga menjadi pembicara di acara itu. Ia digadang-gadang menjadi pengacara Jessica.
Hotman beberapa kali mempertanyakan keterangan Dharmawan yang menyiratkan bahwa Jessica cemburu. Tapi, setelah mendengar soal pesan singkat yang disampaikan Dharmawan, Hotman pun diam, tak berkomentar lagi.
Dalam acara itu Dharmawan juga menyatakan putrinya takut bertemu Jessica. Sebab itu ia minta diantar suaminya, Arief Soemarko, ke Grand Indonesia.
Terungkap juga Mirna tidak langsung menuju Olivier Cafe, melainkan menunggu temannya yang lain, yaitu Hani, yang ternyata ditunggunya cukup lama. "Dia enggak langsung temui Jessica, tapi menunggu Hani dulu. Karena dia takut," katanya lagi.
Setelah bertemu Hani, ujar Dharmawan, barulah keduanya menemui Jessica di Olivier Cafe. "Yang minta ke sana memang Mirna, dia yang kasih tahu bahwa kopi di sana enak, di tempat lain enggak. Makanya mereka ketemuan di sana," ujar Dharmawan, dikutipTribunnews.com.
Menurut Dharmawan lagi, setelah mengecek telepon seluler Mirna dan membaca semua pesan di dalamnya, pembunuhan tidak akan terjadi jika Mirna tidak menikah. "Kalau Mirna enggak menikah, enggak akan kejadian (pembunuhan)," katanya.
Dia menyebut putrinya "bodoh" karena dengan lugunya masuk ke perangkap Jessica, tanpa mencoba berpikir.
Kuasa hukum Jessica, Yudi Wibowo, membantah kabar soal kecemburuan itu. Ia juga membantah adanya hubungan asmara keduanya, seraya menegaskan bahwa kliennya sudah memiliki pasangan, yakni warga Australia bernama Pattrick.
Keterangan Dharmawan di ILC itu diakui Kepala Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal, belum masuk dalam berkas acara perkara (BAP) kasus Mirna.
"Kami sudah buka hotline untuk kasus ini. Termasuk orang tua korban yang dipaparkan kemarin untuk menambah alat bukti," kata Iqbal kepada awak media di kantornya, Jakarta, Rabu (3/2).
Ia belum mau menjelaskan latar belakang motif pembunuhan berencana itu. "Saya tidak bisa sebutkan. Nanti membentuk opini," ujarnya.

No comments:

Post a Comment