Wednesday, 24 August 2016

Kesaksian Keluarga Mirna dalam Persidangan Kasus yang Menjerat Jessica


Ayah Wayan Mirna Salihin, Darmawan Salihin saat menjadi saksi dalam sidang kasus pembunuhan anaknya dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016). Jessica diduga menaruh zat sianida ke dalam kopi yang diminum Mirna di Cafe Olivier, Grand Indonesia, Januari lalu.


Tiga anggota keluarga Wayan Mirna Salihin bersaksi dalam persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Mirna dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, terdakwa pembunuhan Mirna, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).

Tiga orang itu adalah ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin; suami Mirna, Arief Sumarko; dan saudara kembar Mirna, Made Sandy Salihin. Pihak yang pertama bersaksi adalah Darmawan.
Dengan gaya khasnya, Darmawan menyampaikan kesaksiannya soal kematian Mirna dalam persidangan.
Kesaksian Darmawan
Kesaksian Darmawan berawal dari ceritanya ketika mengetahui bahwa Mirna mengalami kejang-kejang usai minum es kopi vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016).

Ia berupaya menyelamatkan Mirna begitu tiba di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta.
Berbagai usaha dilakukan Darmawan, mulai dari memberikan napas buatan hingga memompa perut Mirna.
Namun, nyawa Mirna tak tertolong. Darmawan kemudian meminta dokter untuk mengambil cairan dari perut Mirna.
Tiga sampel cairan tersebut akan digunakan sebagai bahan penunjang investigasi ilmiah atas kematian Mirna.
Selain menceritakan kematian Mirna, Darmawan membeberkan tingkah laku Jessica selama berada di rumah sakit.
Menurut dia, gerak-gerik Jessica ketika itu tampak mencurigakan. Jessica, kata dia, sempat mengaku asma, tetapi masih lancar beraktivitas.
"Tiba-tiba dia lompat. Terus dia kesandung. Kan pintu ada rel. Nah, di situ," ujar Darmawan.
Keanehan lainnya, lanjut Darmawan, adalah ketika Jessica keliling mendengarkan orang berbicara di rumah sakit. Jessica pun menghilang setelah berkeliling.
Selain itu, menurut Darmawan, Jessica tampak berbicara dengan tenang selama ia dan Mirna berada di rumah sakit.
Tidak terpancar kesedihan seperti yang tampak dari wajah Hani yang juga berada di rumah sakit ketika itu.

Kesaksian suami Mirna
Kesaksian suami Mirna berawal ketika ia menerima kabar bahwa Mirna kejang-kejang seusai minum kopi di Olivier.
Arief menerima kabar tersebut dari Hani Juwita Boon, kawan Mirna, yang juga ikut minum kopi di kafe tersebut.
Arief pun bergegas ke Kafe Olivier untuk menjemput Mirna dan membawanya ke RS Abdi Waluyo bersama Jessica serta Hani.
Selain itu, Arief menyampaikan kesaksiannya ketika mengikuti pertemuan dengan Mirna dan Jessica pada 8 Desember 2015 di Kelapa Gading, Jakarta Utara.


Arief Sumarko, suami dari Wayan Mirna Salihin saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).
Arief Sumarko menceritakan kembali curhat sang istri, Wayan Mirna Salihin, tentang sosok Jessica Kumala Wongso. Dia juga mengisahkan soal grup WhatsApp yang dibuat Mirna bersama teman-temannya.

Dalam kesaksian di persidangan Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur, Kemayoran, Selasa (12/7/2016), Arief bercerita panjang lebar terkait persahabatan Jessica dan Mirna. Dia menyebut hubungan Jessica dan Mirna kurang begitu baik, namun masih mau bertemu dalam rangka reuni.

"Lalu Mirna bikin grup WhatsApp. Anggotanya di grup WA itu Mirna, Hani, Vera dan Jessica dan saat itulah Mirna bilang hati-hati Jessica perkataannya sering dibuat-buat dan nggak bisa dipercaya gitu, sejak bikin grup WA," kata Arief. Grup WA itu bernama 'Billy Blues'.

"Ingatan sejak buat grup WA Mirna mengatakan sikapnya aneh dia tidak bisa dipercaya, selama berhubungan dengan terdakwa," sambungnya.

Pengacara Jessica lalu menanyakan maksud pernyataan Arief, sambil meminta dijelaskan contoh kebohongan Jessica. 

"Jadi itu kan dirasakan Mirna saat itu. Kalau saya ngerasakan kalau ketemu dia mukanya datar, setiap ngomong nggak ada emosinya. Tidak friendly kayak omongannya, tidak sesuai dengan emosi dia. Tidak ramah dan lain-lain. Itu setiap diajak pertemuan," paparnya.

Arief kemudian menjelaskan bahwa Mirna mau bertemu dengan Jessica dengan alasan ingin berbaikan. Mirna tak mau lagi punya musuh, apalagi mereka kini sudah berada di Jakarta. Versi Mirna, keduanya sempat bermusuhan ketika Jessica dinasihati agar meninggalkan kekasihnya.

Selain itu, Arief juga menangkap gelagat drama yang ditampilkan oleh Jessica saat di rumah sakit, tak lama setelah Mirna tumbang akibat menenggak kopi es Vietnam yang diduga berisi racun sianida. Arief menangkap kesan Jessica berlebihan saat para pengunjung membicarakan kemungkinan Mirna diracun.

"Karena tempatnya cukup kecil dan gayanya dalam pura-pura asma itu cukup lebay karena yang lihat banyak sekali," terangnya.

Dalam pertemuan itu, tak ada pembicaraan spesifik perihal kemarahan Jessica terhadap Mirna.
Arief mengaku diberi tahu Mirna bahwa Jessica pernah marah besar kepada istrinya itu pada bulan Oktober 2014.
Menurut Mirna, kata dia, Jessica marah saat Mirna menasihatinya mengenai hubungan Jessica dengan pacarnya.

Ketika itu, Jessica marah dan meninggalkan Mirna sendirian dalam pertemuan mereka di Australia beberapa tahun silam.
Namun, lanjut Arief, kemarahan Jessica tak dibahas kembali dalam pertemuan di Kelapa Gading. Jessica ketika itu meminta dicarikan pacar oleh Mirna.
Arief juga mengungkapkan, Mirna ketakutan menghadapi Jessica. Mirna ketakutan karena menganggap Jessica marah kepadanya saat terakhir bertemu pada Oktober 2014 di Sydney, Australia.
"Mirna tak mau bertemu Jessica seorang diri. Dalam pikiran Mirna, Jessica marah sama dia," kata Arief.
Kemudian pada pertemuan 6 Januari 2016, Mirna kembali tak ingin bertemu Jessica sendirian.
Saat itu, Mirna memilih menunggu Hani untuk bertemu dengan Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia.
Kesaksian saudara kembar Mirna
Dalam persidangan kemarin, saudara kembar Mirna, Sandy Salihin, juga menyampaikan kesaksiannya.
Sama seperti ayah Mirna dan Arief, Sandy mengawali kesaksiannya dengan cerita ketika diberi tahu bahwa Mirna kejang-kejang seusai minum kopi.
Selain itu, menurut Sandy, Jessica sempat mengirimkan artikel berita tentang es kopi vietnam beracun ke Sandy.
Jessica mengirim artikel tersebut lewat pesan singkat setelah peristiwa meninggalnya Mirna.
"Jessica kasih situs link website (tentang) vietnamese iced coffeeberacun," kata Sandy.

Dalam link artikel tersebut, kata Sandy, ada kasus kopi vietnam beracun di negara asalnya.


Made Sandy Salihin, saudara kembar Wayan Mirna Salihin saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).
Sandy pun merasa Jessica mengarahkannya untuk beranggapan bahwa kopi vietnam menjadi penyebab kematian Mirna.
Jessica, kata Sandy, juga menanyakan apakah Edi Darmawan Salihin sudah ke Kafe Olivier atau belum ketika itu.
Pertanyaan tersebut juga dianggap Sandy bahwa Jessica mengarahkan kematian Mirna karena Kafe Olivier.
Saat bertemu dengan Jessica di rumah duka, Sandy tak menanyakan maksud Jessica mengirimkan artikel berita tersebut.
"Saya enggak tanya kenapa kirim link. Saya nanya, kok saya berasa Mirna diracuni orang. Dia diam saja. 'Ada kopi vietnam beracun.' Dia bilang itu saja," kata Sandy.
Jessica didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap teman kuliahnya, Wayan Mirna Salihin, di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, 6 Januari 2016.
Ia didakwa dengan dakwaan tunggal, yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

No comments:

Post a Comment