Kematian Mirna, kesaksian mereka skak mat Jessica
Sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso terus bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada 6 Januari silam, Mirna tewas usai menyeruput es kopi vietnam di Olivier Cafe, Grand Indonesia, yang dipesankan Jessica
Agenda persidangan sudah memasuki tahap pemanggilan saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU). Sejauh ini jaksa sudah menghadirkan keluarga Mirna, Hani rekan korban yang di lokasi hingga sejumlah pegawai Olivier Cafe
Lebih dari delapan pegawai kafe tersebut dimintakan kesaksian perihal kejadian tersebut. Mulai dari resepsionis, pelayan, bartender, barista, hingga manajer. Mereka dinilai mengetahui detik-detik peristiwa itu terjadi.
Dari sejumlah kesaksian, ada beberapa saksi yang mengakui beberapa tindakan Jessica tak lazim. Mulai dari saat memesan kopi sampai mengetahui Mirna kejang-kejang di meja 54 yang dia pilih.
Namun, kubu Jessica sampai saat ini tetap ngotot bukan penaruh racun sianida di es kopi yang diseruput Mirna. Kubu Jessica yakin tak bersalah.
Berikut ini kesaksian pegawai yang menyudutkan Mirna dalam kasus kematian tak wajar tersebut:
1. Saat Mirna kejang-kejang, Jessica terlihat tenang hanya celingak celinguk
Devi, manager Olivier Cafe bersaksi di sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Devi ikut membantu proses evakuasi Mirna yang mendadak kejang-kejang setelah menyeruput es kopi Vietnam yang dipesankan Jessica.
Dia mengaku itu melihat jelas gerak gerik Mirna. Jessica disebutnya tak melakukan pertolongan apapun untuk Mirna. Hal itu diperkuat dengan CCTV yang dilihatnya usai kejadian.
"Setelah kejadian saya langsung mengecek CCTV. Saya penasaran dan memang kewajiban kita cek. Dalam CCTV kita lihat Jessica di meja saja, enggak ngapa-ngapain, tapi kebanyakan megang rambut, celingak-celinguk kanan-kiri kaya orang gelisah," jelasnya.
Devi merasa aneh saat kejadian melihat warna kopi juga berubah. Meskipun setiap kopi yang sudah tersaji semua tanggung jawab seharusnya sudah di tangan pembeli.
2. Aneh Jessica langsung close bill dengan alasan traktir teman
Kasir Cafe Olivier, Jukiyah, jadi saksi pertama di sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin. Jukiyah merasa tak lazim dengan sifat Jessica yang membayar sebelum pesanan selesai dihidangkan.
"Pembayaran sebelum pesanan jadi itu tidak lazim, belum pernah kejadiannya," kata Jukiyah dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7).
Jukiyah mengungkapkan, biasanya pembeli membayar usai pesanan dihabiskan atau minimal usai pesanan datang ke meja pembeli. Meskipun ingin mentraktir, biasanya tak langsung bayar melainkan titip kartu ATM.
"Biasanya pembeli pesen lalu keep card, baru bayar. Kalau tutup bill kali ini tidak pernah, baru kali ini," jelasnya.
Meski demikian, Jukiyah mengaku bahwa tak ada larangan atau SOP bagaimana cara pembayaran pemesanan di Kafe Olivier. Sehingga memang boleh saja pembeli langsung membayar saat itu juga.
"Enggak ada sih larangannya, pembeli boleh langsung bayar, lalu pesan lagi juga boleh. Tapi ya itu, biasanya enggak pernah seperti itu," tutupnya.
3. Pegawai kafe kesal ucapan Jessica soal kopi Mirna
Manajer kafe Olivier, Devi memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin. Devi mengaku kecewa dengan ungkapan Jessica yang seolah menuduh pihaknya memasukkan bahan lain ke es kopi vietnam milik Mirna.
"Waktu saya datang ke meja 54 (saat kejadian), yang nanya pertama Hany, dia tanya ini kok kopinya engga enak. Itu pokoknya enggak lama setelah Mirna kejang-kejang dan saya minta hubungi keluarganya. Kemudian ada celetukan Jessica 'ini kopinya kalian campur apa?" kata Devi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7),
Mendengar pertanyaan Jessica, Devi mengaku tersinggung. Sebab, selama dirinya bertugas di kafe tersebut, tak pernah ada kejadian yang aneh-aneh. Apalagi sampai mengakibatkan meninggalnya seseorang.
"Jujur saja saya sebagai manajer bar tersinggung, karena selama ini tidak pernah terjadi apa-apa. Kami ini bisnis kopi, bukan bisnis pembunuhan. Yang kita jual itu makanan, minuman dan jasa," tegasnya.
Devi yakin sekali kopi Vietnam yang dibuat baristanya tak mungkin bercampur sianida.
"Enggak mungkin sianida masuk ke gelas. (Sianida) Itu pasti disengaja, pihak Olivier enggak mungkin siapkan itu," tegas Devi saat memberikan saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7).
4. Jessica seperti tak beri kebebasan saat Mirna akan dievakuasi
Devi tak melihat ada kepanikan di wajah Jessica saat Mirna kejang-kejang. Berbeda dengan rekannya Hani yang terlihat panik dan coba membangunkan Mirna.
"Hani terlalu panik menurut saya, jadi dia sibuk telepon Suami Mirna beberapa kali, tapi sepertinya engga diangkat atau gimana, tapi sambil megang handphone, megang Mirna juga sambil panik. Kalau Jessica diam saja, saya juga bingung kok dia yang punya teman tapi kita yang panik," ujarnya.
Saat itu, lanjut Devi, semua pegawai berusaha memberikan pertolongan.Namun, posisi Jessica seperti menghalangi dirinya dan anak buah untuk membantu Mirna.
"Pokoknya saat itu saya datang masih ada kopi, minuman lain ada gelas coctail 1, usai itu saya minta Sari (saksi lain) amankan minumannya dan taruh ke bar. Kita juga sempat nolongin mau tarik mejanya, sehingga semua yang ada di situ saya ambil supaya engga tumpah. Saat saya coba kasih penolongan itu agak sulit, karena posisi Jessica sebelah persis kita kaya enggak dikasih kebebasan untuk menolong," tutupnya.
5. CCTV tunjukkan Jessica sempat garuk-garuk tangan dan hanya berdiri saat evakuasi Mirna
Jaksa penuntut umum (JPU) memutar rekaman CCTV dalam persidangan kasus pembunuhan dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Dalam rekaman terlihat perilaku Jessica Kumala Wongso saat Wayan Mirna Salihin kejang-kejang usai minum es kopi Vietnam di Cafe Olivier, Jakarta Pusat.
Posisi Jessica berada di depan meja. Saat itu pegawai Cafe Olivier sedang sibuk membantu Mirna yang mulai lemah akibat kopi yang diminumnya mengandung sianida.
Usai pegawai Cafe Olivier memindahkan meja, Jessica menjauh. Kedua tangan Jessica masih terlihat seperti menggaruk dan hanya melihat pegawai Cafe Olivier menolong Mirna.
Pada pukul 17.25 WIB, Jessica kemudian mengambil tas berwarna cokelat di atas meja. Tangannya pun berhenti menggaruk.
No comments:
Post a Comment